Slide # 1

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 2

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 3

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 4

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 5

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Minggu, 30 Maret 2014

Cerpen Pertama



MUSLIMAH UNTUK USTADZKU
Di sebuah desa kecil di pinggiran Kota Blitar ada sebuah keluarga kecil yang hidup sederhana. Rumahnya berada di dekat area persawahan, jalanan di depan rumahnya juga masih belum diaspal. Nuansa pedesaan masih sangat kental. Rumah yang berukuran 12x7 m2 itu dihuni oleh seorang ayah, seorang ibu dan 2 orang anaknya. Anaknya yang pertama bernama Aya, dia saat ini duduk di bangku SMA sedangkan anaknya yang kedua bernama Doni yang saat ini masih kelas 3 SD. Usia Aya dan Doni terpaut 9 tahun, alhasil keduanya sering sekali bertengkar padahal masalah yang mereka pertengkarkan sepele sekali,mulai dari rebutan remote tv, makanan, game  dan lain-lain. Meskipun Aya adalah kakaknya, tapi tak jarang Aya lebih kekanak-kanakan dari pada Doni. Maklum, sebenarnya Aya tidak mau mempunyai adik. Dia ingin menjadi anak tunggal, karena dia merasa kalau jadi anak tunggal semua keinginannya pasti akan dipenuhi oleh orang tuanya. Tetapi, mimpi Aya sirna setelah kehadiran Doni dalam keluarganya. Semula Aya menolak Doni menjadi adiknya, padahal Doni adalah adik kandungnya. Namun, seiring berjalannya waktu Aya pun perlahan mulai  menerimanya.
“Allahuakbar Allahuakbar…” suara adzan subuh memanggil
“Huah…ngantuk” ucap Aya sambil berusaha bangun dari tempat tidurnya
“Bangun Aya, bangun… jangan tergoda sama bisikan setan subuh”batin Aya
Kemudian Aya beranjak dari tempat tidur dan bergegas menuju kamar mandi mengambil air wudlu.
“Bu, Aya mau ke masjid dulu”izin Aya pada ibunya yang sedang memasak di dapur
“Iya Aya, hati-hati”jawab ibu
“Iya bu, Assalamualaikum”
“Waalaikumsalam warahmatulloh”
Aya berjalan menuju masjid untuk menunaikan shalat subuh. Kebetulan rumah Aya dekat dengan masjid, sehingga Aya berusaha menanamkan pada dirinya untuk ikut meramaikan masjid dengan shalat berjamaah. Disepanjang jalan menuju masjid, Aya banyak berdoa dan berzikir pada Allah, maklum jalan menuju masjid sangat gelap alias minim penerangan. Ayapun jadi ketakutan, tak jarang Aya sampai berlari-lari untuk cepat sampai ke masjid. Sampai-sampai tetangga sekitar hafal dengan langkah kaki Aya, karena seringnya dia berlari-lari diwaktu subuh.
“Aduh, kok gelap banget”keluh Aya
“Ya Allah, kenapa aku jadi takut pada makhluk Mu yang bernama setan, ampuni aku ya Rabb” Pinta Aya dalam hati
Selesai berjamaah subuh, Aya menyempatkan untuk membaca kalam Tuhan. Sekitar pukul 05.30 WIB, Aya bergegas mandi dan siap-siap ke sekolah. Seperti hari-hari biasanya, Aya menunggu angkot di depan gang rumahnya. Dia berdiri dipinggir jalan sambil sesekali melihat layar hp yang ada ditangan kanannya. Sesekali ia melihat kearah barat, mencari sosok angkot yang sudah dinanti nantinya sedari tadi.
“Kemana ya angkot-angkot yang biasanya lewat, jam segini kok belum ada yang nongol-nongol, huft “ ucap Aya sedikit kesal
Tak lama kemudian angkot yang dia tunggu-tunggu sudah datang. Aya  masuk kedalam angkot tanpa pikir panjang walaupun kondisi didalam angkot sangat sesak. Aya tak dapat tempat duduk dan berdiri didekat kernet angkot.
“Wah sesak banget ya ni angkot”ucap Aya dalam hati sambil melihat penumapang lain dikiri kanannya. Kebanyakan penumpangnya adalah siswa SMP dan SMA. Maklum namanya juga hari senin, pasti angkot-angkot dimonopoli oleh anak sekolahan.
Sekitar 15 menit perjalanan akhirnya Aya sampai di SMAN 1 SRENGAT, sekolah yang dicintainya sedari SMP dulu. Dengan langkah sigap Aya langsung menuruni angkot. Tak lupa dia menyerahkan selembar uang seribuan kepada kernet angkot yang tadi berdiri disampingnya.
“Kring……..kring………”suara bel berbunyi ke seantero sekolah. Ratusan siswa dan siswi bertebaran ke lapangan belakang dan bersiap-siap melaksanakan upacara bendera.
“Ay……………………………..”suara Deby keras dari selasar kelas 12 IPA 1
“Aya……ng…..ayang…………..”timpal Windi yang ada didepan kelas 12 IPA 2
“Iya brot ada apa?”jawab Aya pelan sambil mendekat kearah Deby
“Udah ngerjain PR kimia belom Ay? Aku gak bisa nih, masih bingung yang tentang reaksi redoks, ajarin dong” pinta Deby manja sambil memegang tangan Aya.
“Oh jadi kamu selingkuh Ay sama dia, OK Ay kita putus”sela Windy merajuk
“Udah-udah orang gila kok diladenin, ntar gila semuanya…hehehehe”balas Aya menengahi.
-----
“Krik krik ….”suara jangkrik sedang berpesta ria. Dari kejauhan tampak seorang pemuda yang mengayuh sepeda tua menuju ke sebuah madrasah. Sepeda itu terus melaju ditengah dinginnya malam. Melintasi sunyinya area persawahan, menembus gelapnya malam. Pemuda itu seakan tak peduli dengan kegaduhan para jangkrik yang sedang berpesta pora. Tujuannya hanya satu, segera sampai ke ladang dakwah sebelum adzan isya’ berkumandang. Ia tak sabar bertemu santri-santi kecil yang menunggunya untuk belajar Al Quran. Ketika melewati sebuah rumah gubuk tua, tiba-tiba pemuda itu berhenti menganyuh pedal sepedanya. Dia turun dari sepeda dan menyandarkan sepeadanya ke pagar kayu yang sudah lapuk dimakan rayap.Dari dalam rumah terdengar suara anak kecil yang sedang mengaji.
“Fabiayyi ala irabikuma tukadziban…………………”suara anak itu pelan.
“Subhanallah, indah sekali suaranya ya rabb”ucap pemuda itu lirih sambil mendekatkan telinganya kedekat jendela rumah yang terbuat dari bambu. Seketika tubuhnya gemetar, kakinya terasa lemas, keringat dingin mulai bercucuran membasahi tubuhnya. Dia teringat dengan kisah hidupnya dan sikapnya yang kadang tak bersyukur atas nikmat Allah. Ingin sekali ia menangis tapi air matanya seakan membeku. Tiba-tiba pandangannya kabur, semuanya jadi gelap dimatanya dan dia jatuh pingsan.
“Bruk……………………………….”
“Abi, suara apa itu?”ucap anak kecil dari dalam rumah
“Suaranya dari luar bi”ucap seorang wanita berkerudung biru muda yang keluar dari kamar
“Umi dan Adit disini saja, Abi liat dulu keluar”ucap lelaki itu sambil berjalan kearah pintu
Lelaki itu keluar dari dalam rumah. Dia berjalan ke sekitar rumahnya, mencari sumber bunyi yang membuat putranya tidak konsentrasi mengaji. Tak ada hal aneh yang dia temukan. Tiba-tiba ketika dia berjalan ke sisi kanan rumahnya, dia melihat sebuah sepeda tua yang disandarkan ke pagar. Tanpa pikir panjang, dia pun langsung berjalan ke tempat sepeda itu berada.
“Sepeda siapa ya?perasaan sepeda saya ada di dalam rumah”ucap lelaki itu sambil mengamati sepeda yang ada didepannya
“Abi……………………..”teriak Adit dari arah belakang
Lelaki itu bergegas meninggalkan sepeda yang ada dihadapannya dan berlari kearah anaknya.
“Adit? Ya Allah lindungi anak dan istriku”batin lelaki itu sambil berlari menuju rumahnya
“Abi….”ucap Adit ketika melihat ayahnya datang
“Ada apa Adit?
“Ada orang pingsan di deket jendela bi”ucap Adit takut
“Jangan takut nak ,umi dimana?”sambil memeluk Adit
“Umi sedang melipat baju di dalam bi, tadi umi sudah melarang Adit keluar, tapi karena penasaran akhirnya Adit diam-diam keluar tanpa sepengetahuan umi, maafin Adit bi”ucap Adit menyesal
“Ya sudah, Adit masuk ke dalam rumah, biar abi yang liat”
“Baik bi”balas Adit sambil berjalan masuk kedalam rumah
Lelaki itu menuju tempat yang dimaksudkan oleh Adit. Didapatinya seorang pemuda yang jatuh tersungkur diatas tanah.
“Astagfirullah.., siapa pemuda ini?”ucap lelaki itu sambil meraba jantung pemuda itu memastikan dia masih hidup
“Alhamdulillah, dia masih hidup, lebih baik aku bawa ke dalam rumah sekarang”
Dia menggedong pemuda yang pingsan tadi dan membawanya masuk kedalam rumah.
“Abi, siapa dia ?”Tanya sang istri
“Abi juga gak tau mi, lebih baik umi ambilkan air hangat sekarang”
“Baik bi”
Sekitar 10 menit kemudian, pemuda itu sadar, dia tampak bingung melihat orang yang ada di sampingnya. Sesekali matanya melihat kepenjuru ruangan, memastikan bahwa ia berada ditempat baru yang belum pernah dikunjunginya.
“Bapak siapa ? Saya dimana ini?”
“Alhamdlillah adek sudah siuman, saya Pak Ahmad, adek ada di rumah saya “
“Kakak tadi pingsan di depan rumah kami, trus sama abi di bawa masuk ke rumah”timpal Adit
“Astaghfirullah, saya ingat , tadi tiba-tiba tubuh saya lemas sekali, pandangan mata saya jadi kabur, setelah itu saya tidak ingat lagi”
“Ini minum dulu tehnya, selagi masih hangat”
“Terima kasih pak”
Pemuda itu meminum teh yang diberikan oleh pak Ahmad. Mereka berempat akhirnya terlibat perbincangan yang seru, terlebih setelah pemuda itu menceritakan kisah hidupnya.
“Jadi kak Rasyid muridnya Kyai Abdullah…. Kakak udah lama nyantri disana?”
“Iya, Alhamdullillah sudah 19 tahun, sejak berumur 5 bulan saya sudah dititipkan oleh orang tua saya kepada Kyai Abdullah”
“Orang tua kamu dimana sekarang?”balas pak Ahmad
“Ibu saya tinggal di Blitar bersama bapak tiri saya”
“Bapak kamu dimana?”timpal Bu Ahmad
“Di Arab Saudi pak”
“Kerja disana ya?”
“Tidak pak, bapak saya asli orang Arab, beliau punya usaha disana”
“Pantesan kakak mirip orang Arab”timpal Adit heran
“Bi, udah jam 11 malam ni”ucap umi
“Astaghfirullah, keasyikan ngobrol ini, ya sudah dek Rasyid istirahat di sini saja, adek tidur di kamar Adit , nanti biar dianter Adit”
“Terima kasih pak”
“Iya, sama-sama. Sesama muslim kan bersaudara, iya kan dek ?”balas Pak Ahmad sambil tersenyum
“Adit, anterin kak Rasyid ke kamar”
“Iya umi”
-----
Pagi-pagi Aya sudah sibuk dikamar. Beberapa kali terdengar nada sms dari hpnya, sesekali ia melirik layar hp, melihat dari mana asal sms itu dikirim. Tapi ia tetap sibuk dengan sesuatu yang ada di tangannya, hingga ada 30 pesan yang menunggu untuk dibaca. Dengan sedikit kesal, ia mengambil hp yang ada di sampingnya.
“Siapa sih yang pagi-pagi uda sms, gak tau orang lagi sibuk”gumamnya kesal
Dari Indah
Ay, kamu ikut acara pesantren kilat ke Jombang gak?katanya wajib buat anak kelas 3, itu acara terakhir di SMA sebelum kita lulus.
Jam 04:12 WIB
“Ternyata sms dari Indah semua, gimana ni?”batin Aya bingung
Setelah membaca sms dari Indah, kini Aya tampak kebingungan. Ia tak tahu harus bersikap bagaimana, sebenarnya ia tak mau ikut acara itu, sebab acara itu bertepatan dengan moment Ramadhan dan Aya ingin menghabiskan Ramadhan bersama keluarganya di rumah. Disisi lain, acara itu adalah acara terakhir bersama kawan-kawannya yang sebentar lagi akan berpisah karena kuliah. Dengan penuh pertimbangan akhirnya Aya pun mengambil keputusan. Dia mengambil hp yang ada di atas meja dan mengirim pesan kepada Indah.
Untuk Indah
Aku jadi ikut ke Jombang In, kita berapa hari dipesantrennya?sebelum lebaran udah pulang kan?
Jam 07:09
Selesai mengirim pesan pada Indah Aya pun langsung menuju ke dapur. Seperti biasa di hari minggu Aya ingin membantu ibunya memasak. Hitung-hitung buat belajar memasak sebelum menikah. Itu yang selalu ada dipikiran Aya yaitu tentang pernikahan.Sehabis membantu ibu, Aya kembali kekamar untuk melihat sms balasan dari Indah.
Dari Indah
Syukur deh Ay, acaranya dari tanggal 21-25 Ramadhan kok. Oh iya Ay,panitianya dari anak-anak kelas 3 juga, jadi tidak ada keterlibatan dari pihak sekolah. Tiap orang iuran 60 ribu Ay buat biaya makan dan infaq ke pesantren. Jangan lupa kasih tau ortu ya.^^
Jam 08:32
Dengan wajah bahagia, Aya bergegas menemui Ibunya untuk meminta izin. Pada awalnya ibu Aya tak mengizinkan, tapi Aya terus memohon dengan wajah melasnya hingga akhirnya hati ibunya luluh.
“Alhamdulillah, ibu udah mengizinkan, sekarang tinggal minta izin bapak”batin Aya
Tiba-tiba dari belakang ada seorang anak kecil yang menghampiri Aya. Diam-diam dia menempelkan secarik kertas ke punggung Aya.
“Kakak mau ke pesantren ya? ”
“iya dek, oh iya bapak dimana?”
“Bapak lagi di teras kak”
Tanpa pikir panjang, Aya menghampiri bapak dan meninggalkan adiknya sendirian di ruang keluarga.
“Pak, Ay minta izin buat ikut pesantren ramadhan di Jombang, acaranya 5 hari. Boleh gak?”
“Boleh-boleh saja Ay, asal kamu jaga diri. Ingat ya, tujuan untuk beribadah dan menimba ilmu”
“Sip pak, Aya akan ingat pesan bapak”
Aya pun memeluk sang bapak. Sempat menetes air mata Aya, ia begitu terharu dan bangga memiliki seorang ayah seperti bapaknya. Seorang bapak yang selalu menasehati dengan bahasa lembut, tak pernah marah dan selalu bekerja keras untuk menghidupi keluarganya. Suatu hari Aya berharap memiliki seorang suami seperti bapaknya.
“Ay sayang bapak”
“Bapak juga sayang Ay, Ay ini kok ada kertas nempel di punggung kamu”balas bapaknya sambil mengambil kertas yang menempel di punggung Aya
“Kertas apaan pak”timpal Aya sambil mengambil kertas yang ada di tangan bapaknya
Saya orang gila, pasti ini kerjaan Doni, awas ya”
Aya berlari kedalam rumah mencari Doni sambil berteriak memanggil namanya. Sementara itu, sang bapak tetap duduk di teras sambil tertawa kecil melihat perilaku kedua anaknya.
-----
Ramadhan telah datang. Semua orang sibuk beribadah dan memperbanyak amal. Hari-hari yang dinantikannya telah tiba.Sekitar pukul 06.38 WIB bus berangkat dari sekolah menuju ke Pondok Pesantren Darul Qur’an di Jombang.Sepanjang perjalanan Aya dan kawan-kawannya tampak bahagia. Canda dan tawa menghiasi perjalanan panjang mereka. Rasa lapar dan dahaga karena berpuasa terlupakan oleh alunan nasyid. Sekitar pukul 09.00 WIB rombongan sampai ke tempat tujuan. Mereka di sambut oleh pimpinan pondok, ratusan santri/santriwati, dan beberapa ustadz/ustadzah dengan hangat. Selesai acara penyambutan, mereka memulai kegiatan ala santri/santriwati. Rangkaian kegiatan harian dari shalat jamaah, mengaji, diskusi, tadarrus Al Qur’an dan lain-lain dilakukan dengan penuh semangat. Kebetulan antara pondok putra dan pondok putri dipisahkan oleh masjid dan aula utama sehingga interaksi mereka pun terbatas. Usai shalat shalat tarawih, diadakan pengajian bersama di masjid utama. Pengisi materinya bukanlah Pak Kyai pengasuh pondok pesantren, melainkan seorang ustadz muda yang dulunya menjadi santri di pondok pesantren tersebut. Ustadz muda itu menyampaikan materi tentang indahnya lailatul qadar dengan penuh semangat. Lantunan ayat-ayat Al Quran yang keluar dari mulutnya terasa nikmat sekali, pesan dari materi yang dia sampaikan mudah dipahami dan masuk ke hati para santri/santriwati termasuk Aya dan kawan-kawannya. Seketika Aya jatuh hati pada ustadz muda itu. Rasa kagum akan sosoknya yang agamis, sopan, dan berwawasan membuat Aya semakin yakin bahwa sang ustadz adalah sosok yang diimpikannya untuk menjadi imam dalam hidupnya. Keesokannya Aya memberanikan diri untuk mengirimkan surat kepada ustadz muda itu lewat perantara kawannya yang bernama Zaki. Dengan penuh harap Aya menunggu surat balasan dari sang ustadz. Pada malam harinya, selesai buka bersama di masjid. Aya menemui Zaki untuk menanyakan kejelasan surat balasan dari ustadz Rasyid. Tiba-tiba ketika mereka sedang berbincang-bincang muncul sosok pemuda yang menghampiri.
“Assalamualaikum”
“Waalaikumussalam warahmatulloh”balas Aya dan Zaki serempak
Aya pun kaget bukan kepalang begitu melihat ustadz yang dikaguminya tiba-tiba datang tanpa dikomando. Selama beberapa detik Aya terdiam melihat indahnya sosok ustadz Rasyid yang kini ada dihadapannya.
“Astagfirullahaladhim”ucap Aya lirih sambil memalingkan pandangannya dari ustadz Rasyid
“Aya nanti usai shalat tarawih tolong temui bapak di ruang pak kyai”pinta ustadz
“Baik pak, insya Allah”
“Baiklah kalau begitu, bapak pamit dahulu, assalamualaikum”
“Waalaikumsalam warohmatulloh”
Ustadz Rasyid pergi meninggalkan mereka. Dalam kebingungan Aya pun melangkah pergi meninggalkan Zaki. Zaki sendiri jadi bingung dengan kelakuan kawannya yang jadi semakin aneh setelah bertemu dengan ustadz Rasyid.
-----
Magrib dan Isya’ pun telah berlalu. Shalat tarawih pun telah selesai didirikan, kini para santri/santriwati termasuk kawan-kawan Aya sibuk bertadarrus. Aya sendiri sibuk memikirkan tentang alasan ustadz Rasyid mengajaknya bertemu. 1001 alasan ada di otaknya, hingga ia binggung mana dari 1001 alasan itu yang benar. Dengan langkah gundah Aya berjalan sendiri menuju ruangan pak kyai. Dari kejauhan tampak sosok ustadz Rasyid yang berjalan dari arah masjid menuju ke tempat yang sama. Seperti malam-malam sebelumnya ustadz Rasyid tetap mengisi acara pengajian ba’da tarawih. Begitu memasuki ruangan pak kyai hati Aya pun semakin berdebar-debar. Denyut jantungnya seakan mau berhenti begitu melihat sekelompok orang yang ada di ruangan tersebut. Ia tak mau berprasangka yang tidak-tidak pada Allah, berbekal keyakinan pada Allah ia pun mengucapkan salam. Semua orang yang ada didalam segera membalas salamnya. Ternyata di ruangan itu tidak hanya ada pak kyai, tapi juga istri pak kyai, dan 2 orang ustadz. Aya duduk di kursi dekat pintu sebelah istri pak kyai. Tak beberapa lama kemudian ustadz Rasyid datang.
“Alhamdulillah semuanya telah berkumpul, baiklah kita mulai saja, ayo nak Rasyid”ucap pak kyai membuka pembicaraan
Aya pun jadi bertambah bingung, terbersit angan di pikirannya bahwa ia akan dilamar oleh ustadz Rasyid yang begitu didambakannya. Hatinya pun jadi berbunga-bunga. Tapi sekali lagi ia tak mau berandai-andai terlalu jauh.
“Begini Aya, disini saya hanya ingin meluruskan semuanya. Seminggu sebelum kedatangan kamu dan kawan-kawan dari Blitar saya dipanggil pak kyai untuk menghadap. Beliau mengatakan pada saya kalau ibu saya baru saja menelpon pak kyai dan memberitahu bahwa adik tiri saya dan kawan-kawannya akan nyantri disini selama 5 hari. Saya kaget awalnya, kenapa adik tiri saya bisa nyantri disini. Namun, pak kyai tak memberitahu nama adik saya itu. Semenjak kecil saya sudah dititipkan ibu kepada pak kyai. Sampai sekarang saya belum pernah melihat wajah ibu secara langsung, apalagi wajah bapak saya. Bapak saya adalah orang Arab Saudi. Mereka menikah ketika ibu saya bekerja jadi TKI disana. Namun setelah saya lahir, ibu memilih bercerai karena tidak kuat dengan perlakuan bapak yang kasar. Ibu kenal dengan pak kyai lewat perantara kawannya yang dulu pernah nyantri disini. Akhirnya, dengan harapan saya tumbuh menjadi anak yang punya pondasi keimanan yang kuat, ibu menitipkan saya pada pak kyai. Ksemarin setelah saya mendapatkan surat dari kamu, hati saya jadi semakin gundah. Jujur, semenjak melihat kamu dalam acara penyambutan kemarin , saya sudah tertarik dengan kamu. Pribadi kamu yang lugu, natural dan apa adanya membuat saya semakin yakin dengan perasaan ini. Awalnya saya ragu untuk bercerita pada pak kyai, tapi begitu kamu mengirimi saya surat saya langsung menemui pak kyai dan menanyakan tentang apa yang harus saya perbuat. Setelah menceritakan semuanya pada pak kyai, akhirnya pak kyai mengambil keputusan untuk meminta saya segera menikah dengan gadis lain. Saya bingung, setelah saya tanyakan alasannya pada beliau, hati saya pun semakin tersayat. Sebab, gadis yang saya cintai saat ini adalah adik tiri saya sendiri. Begitulah yang ingin saya sampaikan pada kamu Ay”
Dengan wajah berlinang air mata, Aya pun berlari keluar dari ruangan tersebut. Hatinya hancur berkeping-keping. Ingin rasanya ia berteriak, tapi mulutnya seolah terkunci rapat. Ia pun jadi teringat bahwa dulu ibunya sempat melarangnya untuk nyantri disini. Sekarang ia tahu alasannya dan semua telah terungkap. Ia bingung, kenapa keluarganya tak pernah bercerita tentang masalah ini. Aya berlari menuju masjid yang saat itu masih ramai dengan para santri yang asyik mengaji. Ia bergegas mengambil air wudlu dan membaca Al Quran sambil mata berlinang air mata. Tiba-tiba istri pak kyai menghampiri dan memeluk Aya.
“Sabar nak, kamu pasti kuat. Besok pagi pak kyai akan menikahkan kakakmu dengan salah seorang santriwati disini bernama Husna dan kedua orang tuamu akan datang kesini sekalian menjemput kamu untuk pulang. Ini hasil keputusan kami, kakakmu dan orang tuamu juga telah menyetujuinya. Insya Allah kamu akan mendapatkan jodoh yang lebih baik dan lebih sholeh. Urusan jodoh ada ditangan Allah.Sabar ya nak”
Tangis Aya semakin menjadi-jadi, kini tak hanya matanya yang menangis tapi hatinya pun ikut menangis. Hanya Allahlah yang kini menjadi alasannya untuk tetap tegar menghadapi semua cobaan.
----selesai----









BIODATA PENULIS
Description: C:\Users\acer\Documents\1377308_569145703151069_569514954_n.jpgNama saya Ria Tri Wahyuni. Saya lahir di Blitar Jawa Timur, 1 November 1994. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan S1 Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan di Institut Teknologi Bandung. Saya anak pertama dari dua bersaudara. Ayah saya bekerja sebagai PNS sedangkan ibu adalah seorang ibu rumah tangga. Hobi saya membaca dan menulis buku-buku islami, sebab saya bercita-cita untuk menjadi penulis muslim yang mampu berdakwah lewat karya-karya sastra terutama pada generasi muda. Selain itu saya juga ingin menanamkan kembali budaya membaca dan menulis dikalangan remaja yang saat ini sudah mulai luntur.



Senin, 10 Maret 2014

SAY NO TO "PACARAN"

Assalamualaikum kawan,
jumpa lagi dengan saya ni.. hehehe^^
Apa kabar ni kawan2 semua? Semoga selalu dalam lindungan Allah swt
setelah sekian lama gak nulis di blog, rasanya saya kangen buat nulis2 lagi.Kali ini saya akan menulis tentang "pacaran". Kata "pacaran" sangat tenar dikalangan muda-mudi tanah air dan sudah menjadi virus mematikan yang sampai sekarang masih menjadi momok menakutkan dikalangan orang tua ---alay abis ^^--- Yaps, siapa sih pemuda maupun pemudi yang tak pernah dengar istilah "pacaran"???Agaknya terasa janggal jika di era globalisasi seperti saat ini mereka tak tahu tentang istilah pacaran. 8 dari 10 anak bangsa dapat dipastikan mengenal istilah pacaran.Bahkan yang lebih ironi sekali, anak-anak TK pun sudah tau tentang pacaran. Astagfirulllah... semoga Allah mengampuni dosa2 kita-.-
Kembali ke topik pembicaraan, eh salah topik penulisan maksudnya. Crita dulu ya, hehehe... istilah pacaran cukup termasyhur, saking termasyhurnya saya pun tertarik untuk mencicipi yang namanya "pacaran". Saya pacaran udah dua kali ni. Yang pertama ketika kelas 3 MI, yang kedua ketika kelas 1 SMA. Pasti pada bingung, kenapa kelas 3 MI/SD udah pacaran, iyakan? kawan2 tau cinta monyet kan? ya itulah yang saya alami dahulu.--emang ada cinta monyet? kalog gitu cinta sapi,cinta belalang,cinta harimau juga ada?hehe^^--
Namanya anak kecil harap dimaklumi--ngarep--Perilaku saya yang satu ini jangan dicontoh ya, sebagai orang yang pernah merasakan pacaran saya rekomendasikan ke kawan-kawan untuk "SAY NO TO PACARAN". Kenapa??? Karena pacaran itu tidak akan mendatangkan manfaat, lebih dari itu islam tidak mengajarkan pada kita untuk "pacaran".So, jangan sekali kali mendekati pacaran apalagi sampai berpacaran.^^
Apa dasarnya?

سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى.
Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang cuma selintas (tidak sengaja). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku agar aku segera memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim no. 5770).

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’: 32).

Pacaran adalah salah satu pintu perbuatan zina, entah itu zina mata, hati,telinga, lidah,dan lain2. Dari ayat diatas dapat kita ketahui jika mendekati zina saja gak boleh, apalagi kalog sampai berpacaran. Jelas lah itu tak boleh kawan. Islam bukan melarang umatnya untuk berpacaran, tetapi menjaga umatnya agar selamat dunia akhirat yang salah satu caranya dengan tidak mendekati zina dengan berpacaran. Lantas adakah pacaran yang islami??? jawabannya jelas tidak. Tidak ada pacaran yang islami, apabila ada pacaran yang islami maka pencurian islami , pertengkaran islami, pembunuhan islami dll  yang berkedok islami juga ada. Padahal sejatinya, semua perbuatan keji tak ada yang islami dan tak ada perbuatan islami yang berwujud perbuatan2 pemicu dosa. Oleh karena itu, mari kita sama2 bermuhasabah diri, kita perbaiki diri masing2 menjadi lebih baik lagi.MOVE ON..... Selamat berubah jadi pribadi super islami....
waalaikumsalam wr.wb
----^^----